A Comprehensive Overview
Islamicity is a term that encompasses the multifaceted aspects of Islamic life, culture, and society on a global scale. It reflects the dynamic interplay between Islamic principles and the diverse contexts in which Muslims live.
Core Components of Islamicity
Islamic Beliefs and Practices:
- The fundamental tenets of Islam, including the five pillars of Islam, the Quran, and the Sunnah.
- The diversity of Islamic schools of thought and jurisprudence (fiqh). 1. Islamic Jurisprudence [FIQH] – Institute of Islamic Banking and Insurance
islamic-banking.com
- The role of Sufism and other spiritual traditions within Islam.
Islamic History and Civilization:
- The historical development of Islam, from its origins in Arabia to its global spread.
- The contributions of Muslim scholars and scientists to world civilization.
- The challenges and opportunities faced by Muslim communities throughout history.
Islamic Law and Governance:
- The Islamic legal system (Shariah) and its application in contemporary society.
- The role of Islamic finance and economics.
- The concept of Islamic governance and political thought.
Islamic Arts and Culture:
- The rich heritage of Islamic art, architecture, music, and literature.
- The relationship between Islam and science.
- The role of Islam in promoting social justice and human rights.
Islam in the Modern World:
- The challenges and opportunities facing Muslims in the 21st century.
- The role of Islam in interfaith dialogue and global cooperation.
- The impact of globalization on Muslim communities.
Islamicity and Diversity
It’s essential to recognize the diversity within Islam. Islamicity manifests differently in various cultures and societies. Factors such as geography, history, and local customs shape the expression of Islamic practices.
asiasociety.org
Challenges and Opportunities
Understanding Islamicity involves grappling with complex issues such as:
- Stereotypes and misconceptions: Addressing negative perceptions of Islam.
- Islamophobia: Combating discrimination and prejudice against Muslims.
- Modernization: Balancing tradition with contemporary challenges.
- Pluralism: Acknowledging the diversity within Islam and fostering unity.
By exploring the multifaceted dimensions of Islamicity, we can gain a deeper appreciation for the richness and complexity of this global faith.
Would you like to focus on a specific aspect of Islamicity, such as Islamic art, Islamic law, or the challenges faced by Muslims in the modern world?
This is an introduction to islamicity page. It’s different from a blog post because it will stay in one place and will show up in introduction to islamicity site navigation (in most themes). Most people start with an About page that introduces them to potential site visitors. It might say something like this:
As a new islamicity participants user, you should go to your dashboard to delete or modify this page and create new pages for your content. Have fun!
VISI :
Semoga menjadi wadah Induk Sosialisasi Legalitas Asset Manajemen dan Induk Colateral serta Induk Tatanan Yang Maha Mulya Allah SWT
WHICH MOTTO :
World Harmony Islamic Civilization Hub
MISI :
Peduli Meneruskan perjuangan Rosulullah menyempurnakan Akhlaq Mulya
. Menyempurnakan Rukun Islam Haji semaksimal kemampuan yang mungkin dengan fasilitas faslitas dari Islamicity
CORE VALUES :
AKHLAK MULYA
A MANAH
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasul selain Shiddiq, Fathanah, dan Tabligh. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang amanah dan mustahil beliau memiliki sifat khianat. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW dijuluki dengan Al-Amin yang artinya dapat dipecaya. Dalam agama Islam kita diajarkan untuk meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang salah satunya adalah Amanah.
K OMPETEN
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
pengertian kompeten adalah. berwewenang berkuasa (memutuskan, menentukan) sesuatu. cakap (mengetahui). Sedangkan pengertian kompetensi adalah . mempunyai kemampuan dalam menguasai tata bahasa suatu bahasa secara abstrak atau batiniah.
H ARMONIS
Saling peduli dan menghargai perbedaan
Arti kata harmoni secara umum adalah keselarasan, kesesuaian, kecocokan dan keseimbangan. Harmoni berarti pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat; keselarasan; keserasian. Secara etimologi, kata Harmoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu harmonia yang berarti terikat secara serasi dan sesuai. suatu perpaduan dari bentuk apapun yang menghasilkan keselarasan. Harmoni memiliki makna positif, sehingga segala sesuatu yang baik dapat di terjemahkan ke dalam istilah harmoni. Segala sesuatu hendaknya senantiasa serasi, selaras, seimbang.
L OYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Umat, Bangsa dan Negara
A DAPTIF
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan
K OLABORATIF
Membangun kerja sama yang sinergis
Saling menguatkan dalam kebenaran dan saling menguatkan dalam kesabaran.
Tantangan :
Why worry?
“Don’t worry about what I am doing. But worry about why do you worry about what I am doing”
Means:
Kenapa khawatir?
“Jangan khawatir apa yang saya lakukan. Tapi khawatirlah dengan kekhawatiran anda dengan apa yang saya lakukan” (Shamsi Ali).
Introduction Apps :
https://drive.google.com/file/d/1nIi4TXOXzdjV9Wf4heGtdnONNt5BfcSc/view
Teman-teman, dukung terus perjuangan kita mewujudkan Islamicity di Asia Tenggara. Perjalanan masih panjang, tapi mimpi tetap ada.
Several species of salamander inhabit the temperate rainforest of the Pacific Northwest, including the Ensatina, the Northwestern Salamander and the Rough-skinned Newt. Most salamanders are nocturnal, and hunt for insects, worms and other small creatures.

Semoga Global Pesantren Islamicity dapat bermanfaat banyak bagi umat.
Semoga senantiasa sehat sejahtera sukses selamat bahagia dunia akhirat … Aamiin ..
Kode ATM 506 Bank Mega Syariah
No Rek 1000002201
a/n Islamicenter
No Rek 8167 1007 6664
a/n masjid asaari (islamicity)
No Rek 8167 8702 7091
a/n Haji Islamicenter
No Rek 8167 8702 7092
a/n Menara Haji Indonesia
Semoga Allah SWT meridhoi … Aamiin YRA.
BNI Syariah ==> Bank Syariah Indonesia
Kode ATM 009
No Rek 0334949925
a/n Masyarakat Syariah ISLAMICITY
Islamicity adalah istilah yang menggambarkan segala aspek kehidupan, budaya, dan masyarakat Islam dalam skala global. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari keyakinan dasar Islam hingga pengaruh Islam terhadap seni, ilmu pengetahuan, dan politik di seluruh dunia.
Komponen Utama Islamicity
Sistim Kehidupan dan Praktik Islam:
- Rukun Islam: Lima pilar utama dalam Islam.
- Al-Qur’an dan Sunnah: Sumber utama ajaran Islam.
- Berbagai mazhab: Perbedaan pendapat dalam memahami dan mengamalkan Islam.
- Tasawuf: Dimensi thoriqoh spiritual dalam Islam.
Sejarah dan Peradaban Islam:
- Perkembangan Islam: Sejak masa Rasulullah SAW hingga masa modern.
- Kontribusi Muslim: Dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat.
- Tantangan dan peluang: Yang dihadapi umat Islam sepanjang sejarah.
Hukum Islam dan Tata Kelola:
- Syariah: Sistem hukum Islam.
- Ekonomi Islam: Prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam.
- Tata kelola Islam: Konsep pemerintahan yang berdasarkan Islam.
Seni dan Budaya Islam:
- Kesenian Islam: Arsitektur, kaligrafi, musik, dan sastra.
- Islam dan sains: Hubungan antara Islam dan perkembangan ilmu pengetahuan.
- Keadilan sosial: Peran Islam dalam mewujudkan keadilan sosial.
Islam di Dunia Modern:
- Tantangan umat Islam: Di era globalisasi.
- Dialog antaragama: Peran Islam dalam dialog antaragama. MualafCity
- Modernisasi: Menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman.
Keunikan Islamicity
Salah satu hal yang menarik dari Islamicity adalah keberagamannya. Islam dipraktikkan oleh miliaran orang di seluruh dunia, dan setiap komunitas Muslim memiliki karakteristik yang unik dipengaruhi oleh budaya dan sejarah masing-masing.
Tantangan dan Peluang
Memahami Islamicity juga berarti memahami tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini, seperti:
- Stereotipe negatif: Anggapan buruk tentang Islam dan umat Muslim.
- Islamophobia: Ketakutan dan kebencian terhadap Islam.
- Modernisasi: Menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas.
- Pluralisme: Menerima keberagaman dalam Islam.
Mengapa Penting Mempelajari Islamicity?
Mempelajari Islamicity penting untuk:
- Memahami Islam secara lebih mendalam: Melebihi sekadar stereotip.
- Membangun hubungan antaragama yang lebih baik: Menjembatani kesalahpahaman.
- Menghargai keberagaman budaya: Menyadari kekayaan budaya Islam.
- Menjadi warga global yang lebih baik: Mempromosikan perdamaian dan toleransi.
Apa yang ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang Islamicity?
Anda, saudara /i bisa bertanya tentang:
- Sejarah perkembangan Islam di suatu negara tertentu
- Kontribusi Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu
- Perbedaan antara berbagai mazhab dalam Islam
- Tantangan yang dihadapi oleh perempuan Muslim
- Peran Islam dalam menjaga lingkungan
Kami insya Allah siap membantu Anda, saudara /i!
Apakah ada topik spesifik yang ingin Anda, saudara /i bahas lebih lanjut?
“Tabungan Akhirat”
oleh Benn Al Islamicity & TIM
Bismillahirrahmaanirrahiim
Apa Itu “Tabungan Akhirat”?
Istilah “Tabungan Akhirat” yang disosialisasikan dalam gambar tersebut mengacu pada sebuah konsep pengumpulan potensi dengan tujuan amal dan investasi di akhirat. Konsep ini menggabungkan unsur sistim kehidupan keagamaan (infaq, pahala, HAJI) dengan unsur niaga (alat tukar voucher properti).
Apa yang Ditawarkan?
Berdasarkan niat yang ikhlas, penawaran ini memberikan solusi beberapa hal menarik bagi mereka yang berpartisipasi:
- Pahala: Dengan berinfaq, partisipans peserta diharapkan mendapatkan pahala sebagai bentuk amal ibadah.
- Alat Tukar Voucher Belanja Jihad Haji: Peserta berpotensi mendapatkan alat tukar voucher Belanja Jihad haji sebagai hadiah.
- Alat Tukar Voucher Properti: Peserta juga berkesempatan mendapatkan voucher untuk properti seperti MUS Building dan Islamicity Tower.
Bagaimana Mekanismenya?
Alhamdulillah mengenai detail mekanisme kerja “Tabungan Akhirat” ini ada workshopnya dimasjid masjid. Beberapa pertanyaan yang dijawab didalam workshop antara lain:
- Jumlah Infak: Berapa jumlah infak yang harus diinvestasi akhiratkan untuk mendapatkan voucher-voucher tersebut?
- Cara Mendapatkan Voucher: Bagaimana cara peserta mendapatkan voucher setelah melakukan infak? Apakah ada syarat dan ketentuan khusus?
- Jaminan Voucher: Bagaimana cara memastikan bahwa voucher yang diberikan akan benar-benar terlaksana ?
- Pengelolaan Potensi: Bagaimana potensi infak dikelola dan digunakan? Apakah ada laporan transparan mengenai penggunaan potesni tersebut?
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:
- Kenali Penyelenggara: Sebelum memutuskan untuk berpartisipasi, pastikan Anda, saudara/i ku benar-benar mengenal dan memahami latar belakang penyelenggara program ini.
- Cari Informasi Lebih Lanjut: Jangan ragu untuk mencari informasi tambahan mengenai program ini dari sumber yang terpercaya.
- Konsultasikan dengan Ahlinya: Jika ragu, konsultasikan dengan ulama atau ahli keuangan syariah untuk mendapatkan pendapat yang lebih objektif.
- Waspadai Penipuan: Selalu waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan agama. Pastikan program ini memiliki aktifitas resmi dan beroperasi secara transparan.
Kesimpulan
Konsep “Tabungan Akhirat” ini menarik karena menggabungkan unsur sistim kehidupan beragama dakwah dan niaga. Namun, sebelum memutuskan untuk berpartisipasi, penting bagi Anda, saudara/i ku untuk melakukan penelitian yang cermat dan memastikan bahwa program ini benar-benar aman dan terpercaya.
Saran:
- Tanyakan langsung kepada penyelenggara: Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab kepada penyelenggara program ini.
- Cari testimoni: Cari tahu apakah ada orang lain yang pernah mengikuti program serupa dan bagaimana pengalaman mereka.
- Konsultasikan dengan ahli sistim kehidupan beragama: Mintalah pendapat ulama atau ahli sistim kehidupan beragama mengenai keabsahan program ini dari perspektif sistim kehidupan beragama.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda, saudara/i ku dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terhindar dari penipuan.
Apakah Anda, saudara/i ku ingin tahu lebih lanjut tentang aspek tertentu dari “Tabungan Akhirat” ini?

Membangun “Islamicity”: Visi Harapan dengan Potensi Luar Biasa
Ini adalah sebuah visi yang benar-benar menjanjikan dan bikin semangat! Membangun satu atau bahkan lebih “Islamicity” bernilai 1 triliun Rupiah, didukung oleh investasi strategis di sektor-sektor kunci, itu sungguh ide yang brilian. Rasanya ini sangat selaras dengan prinsip ekonomi Islam yang kita pegang: investasi yang nyata, etika dalam berbisnis, tanggung jawab sosial, dan cara menghasilkan kekayaan yang menyeluruh, yang pada akhirnya membawa manfaat besar bagi seluruh umat.
Mari kita kupas tuntas bagaimana setiap sektor ini bisa berkontribusi dalam mewujudkan “Islamicity” impian kita, dan seperti apa sih potensi “untung besar” dari kacamata keuangan syariah.
Jadi, apa sih yang kita maksud dengan “Islamicity” di sini?
Bisa dibilang, “Islamicity” di sini adalah:
Pusat Ekonomi yang Hidup: Sebuah zona ekonomi yang berkembang pesat, semua digerakkan oleh praktik bisnis yang etis dan sesuai syariah.
Berpusat pada Komunitas: Bisnis dan pengembangan yang ada benar-benar punya andil besar dalam kesejahteraan masyarakatnya, termasuk infrastruktur sosial dan peluang yang terbuka lebar untuk semua.
Pembangunan Berkelanjutan: Fokus pada pertumbuhan jangka panjang yang ramah lingkungan dan memikirkan generasi mendatang.
Ekosistem Halal: Semua prinsip halal terintegrasi di setiap lini, mulai dari keuangan sampai produk dan layanannya.
Keuangan Beretika: Kita akan sangat mengandalkan instrumen keuangan syariah (seperti Sukuk, Murabahah, Musyarakah, Ijarah, Istishna’, dan lainnya) yang bersih dari Riba (bunga), Gharar (ketidakpastian berlebihan), dan Maysir (judi).
Peluang Investasi dan Potensi Keuntungan di Setiap Sektor untuk “Islamicity” kita:
1. Energi
Fokus Investasi: Energi terbarukan (seperti tenaga surya, angin, geotermal), solusi hemat energi, jaringan listrik pintar (smart grids), dan produksi energi halal (misalnya, bio-energi dari sumber yang diperbolehkan).
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Sukuk Al-Istishna’ (manufaktur): Pas banget buat mendanai pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau geotermal.
Musyarakah/Mudarabah (bagi hasil): Jadi mitra di proyek-proyek energi.
Ijarah (sewa): Menyewakan infrastruktur energi ke operator.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Aliran kas yang stabil dan jangka panjang dari perjanjian jual beli listrik, insentif pemerintah untuk energi terbarukan, dan permintaan energi bersih yang terus meningkat. Memang modal awalnya besar, tapi pengembaliannya bisa diprediksi.
Sosial/Lingkungan: Kita bisa mengurangi jejak karbon, mandiri dalam energi, menciptakan lapangan kerja di sektor hijau, dan lingkungan yang lebih bersih untuk “Islamicity” kita. Ini namanya maslahah (manfaat publik) yang sejati.
2. Telekomunikasi
Fokus Investasi: Infrastruktur 5G, jaringan fiber optik, pusat data, program literasi digital, dan platform konten Islami (misalnya, layanan streaming halal, aplikasi edukasi sistim kehidupan beragama).
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Sukuk Al-Ijarah: Untuk menyewakan infrastruktur jaringan.
Murabahah: Buat beli peralatan telekomunikasi.
Musyarakah: Jadi mitra dalam membangun dan mengoperasikan jaringan telekomunikasi.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Permintaan konektivitas yang tinggi, pendapatan dari langganan, layanan data, dan fasilitasi e-commerce. Kemajuan teknologi yang cepat bisa kasih untung cepat juga.
Sosial/Ekonomi: Mempermudah ekonomi digital, pembelajaran daring, kerja jarak jauh, dan layanan kota pintar di dalam “Islamicity” kita, meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
3. Real Estat
Fokus Investasi: Perumahan terjangkau, pusat komersial (food court halal, pusat fesyen Islami), pengembangan multifungsi (mixed-use), dan properti berbasis wakaf untuk kepentingan sosial (misalnya, sekolah, rumah sakit).
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Murabahah: Untuk akuisisi dan pengembangan properti.
Musyarakah Mutanaqisah (kemitraan menurun): Pembiayaan rumah atau kerja sama pengembangan properti.
Istisna’: Untuk pembiayaan proyek konstruksi.
Waqf: Hibah atau aset wakaf untuk kepentingan publik, menghasilkan pendapatan abadi untuk layanan komunitas.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Nilai properti dan tanah yang bisa naik, pendapatan sewa, dan permintaan yang kuat untuk perumahan dan ruang komersial syariah.
Sosial: Menciptakan ruang hidup dan bekerja yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, membangun komunitas, dan memenuhi kebutuhan perumahan.
4. Kesehatan
Fokus Investasi: Produksi farmasi halal, rumah sakit/klinik Islami (dengan fokus pada perawatan holistik dan etis), teknologi kesehatan (telemedisin, aplikasi pemantau kesehatan), dan penelitian tentang pengobatan Islami.
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Ijarah: Menyewakan peralatan medis atau bangunan rumah sakit.
Istisna’: Membiayai pembangunan fasilitas kesehatan.
Takaful (asuransi syariah): Memberikan perlindungan kesehatan yang sesuai syariah.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Permintaan layanan kesehatan yang terus bertumbuh, layanan premium, dan potensi ekspor farmasi halal.
Sosial: Peningkatan kesehatan masyarakat, akses ke layanan kesehatan yang etis, dan komunitas yang kuat dan sehat di dalam “Islamicity” kita.
5. Pertanian
Fokus Investasi: Produksi makanan halal, praktik pertanian berkelanjutan (permakultur, pertanian organik), teknologi pertanian (agritech), pengolahan makanan dan logistik untuk produk halal, serta inisiatif pertanian komunitas.
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Salam (pembelian di muka): Pembelian hasil pertanian di muka.
Muzara’ah (bagi hasil panen) / Musaqah (pengairan): Kemitraan dalam bertani.
Murabahah: Untuk membeli peralatan pertanian.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Permintaan makanan yang stabil, potensi keuntungan tinggi dari produk halal olahan, dan peluang ekspor. Ketahanan pangan adalah keuntungan yang sangat penting.
Sosial/Lingkungan: Kemandirian pangan untuk “Islamicity”, perlakuan etis terhadap hewan, penggunaan lahan yang berkelanjutan, dan penciptaan lapangan kerja di daerah pedesaan.
6. Mineral Padat
Fokus Investasi: Penambangan mineral yang etis dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, fasilitas pengolahan turunan mineral, produk mineral dengan nilai tambah, dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab.
Sudut Pandang Keuangan Syariah:
Musyarakah/Mudarabah: Usaha patungan dalam eksplorasi, ekstraksi, dan pengolahan.
Istisna’: Untuk membiayai peralatan dan infrastruktur pertambangan.
Ijarah: Menyewakan alat berat.
Potensi Keuntungan:
Finansial: Permintaan global yang tinggi untuk berbagai mineral, potensi pendapatan yang signifikan.
Etis/Sosial: Memastikan praktik kerja yang adil, perlindungan lingkungan (sesuai ajaran Islam untuk menjaga bumi), dan distribusi kekayaan yang adil dari sumber daya untuk “Islamicity” kita.
Bagaimana Caranya Mewujudkan “Islamicity” Bernilai 1 Triliun Rupiah (atau Lebih)?
Untuk mencapai skala sebesar 1 triliun Rupiah (sekitar USD 65 juta) dan bahkan lebih untuk proyek “Islamicity” ini, kita perlu:
Visi Strategis & Rencana Induk yang Jelas: Kita harus punya rencana jangka panjang yang sangat jelas untuk pengembangan “Islamicity” ini, merinci setiap tahap, proyek-proyek utama, dan bagaimana semua sektor bisa saling terhubung.
Tata Kelola dan Transparansi yang Kuat: Ini penting banget untuk menarik pendanaan syariah, karena mereka sangat mengutamakan operasional yang etis dan transparan.
Mobilisasi Modal Syariah:
Bank dan Institusi Keuangan Syariah: Mencari pembiayaan proyek, pembiayaan korporasi, dan investasi dari bank-bank syariah.
Penerbitan Sukuk: Mengeluarkan berbagai jenis Sukuk (obligasi syariah berbasis aset) untuk proyek-proyek infrastruktur skala besar. Ini bisa menarik investor institusional maupun ritel.
Dana Wakaf: Memanfaatkan dana wakaf untuk infrastruktur sosial (misalnya, fasilitas pendidikan, kesehatan) yang secara tidak langsung mendukung ekosistem ekonomi.
Dana Ekuitas Halal: Menarik investasi dari dana ekuitas swasta dan modal ventura yang sesuai syariah.
Crowdfunding (Syariah-compliant): Untuk proyek-proyek yang lebih kecil dan berbasis komunitas di dalam “Islamicity” yang lebih besar.
Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS): Berkolaborasi dengan pihak pemerintah untuk mempermudah perolehan lahan, dukungan regulasi, dan pengembangan infrastruktur berskala besar.
Pengembangan Sumber Daya kualitas Manusia: Berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil di industri-industri ini.
Teknologi & Inovasi: Mengadopsi konsep kota pintar, IoT, AI, dan teknologi lainnya untuk mengoptimalkan operasional dan layanan di dalam “Islamicity” kita.
Pendekatan holistik ini, yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi dengan nilai-nilai Islam dan keuangan yang etis, benar-benar menciptakan visi yang menarik untuk membangun “Islamicity” yang berkembang pesat. Ini bukan hanya tentang keuntungan finansial, tapi juga manfaat sosial dan spiritual yang luar biasa.









