Bagaimana self-management tim dapat terbentuk dalam sebuah projek pengembangan produk ?
Self-management tim dapat terbentuk dalam sebuah projek pengembangan produk dan jasa melalui beberapa cara, di antaranya:
Mendefinisikan tujuan dan visi proyek dengan jelas: Hal ini akan membantu setiap anggota tim untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana kontribusi mereka dapat membantu mencapai tujuan proyek.
Memberikan kepercayaan dan otonomi kepada anggota tim: Ini akan membuat anggota tim merasa lebih diakui dan dihargai, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Membuat komunikasi yang efektif: Membuat jalur komunikasi yang jelas dan mudah diakses akan membuat setiap anggota tim merasa nyaman untuk berbagi masalah dan saran.
Mendefinisikan tanggung jawab setiap anggota tim: Ini akan membuat setiap anggota tim tahu apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana tugas mereka berkaitan dengan tugas yang dilakukan oleh anggota tim lainnya.
Mengembangkan hubungan yang baik antar anggota tim: Hal ini akan membuat setiap anggota tim merasa nyaman untuk bekerja sama dan bekerja secara efektif dalam tim.
Membuat proses yang transparan: Proses yang transparan akan membuat setiap anggota tim tahu bagaimana keputusan diambil dan bagaimana tugas mereka berkontribusi pada proyek.
Melakukan evaluasi secara teratur: Melakukan evaluasi secara teratur dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin ada dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja tim.
Pernyataan yang kurang tepat mengenai tujuan dari adanya Test First Principle adalah: “Mengundang stakeholders dan subject matter experts untuk melakukan refinement selama periode Sprint”
Test First Principle lebih fokus pada pengembangan software dengan cara menulis tes terlebih dahulu sebelum menulis kode implementasi dan bukan melakukan refinement selama periode Sprint
Pernyataan yang tidak tepat mengenai Sprint Review adalah: “Developers menjadi partisipan utama yang bergerak langsung menjalani pekerjaan dari product backlog items”
Sprint Review melibatkan seluruh anggota Scrum Team, termasuk Product Owner, Development Team, Scrum Master, dan stakeholders untuk mengevaluasi hasil Sprint dan membuat rencana untuk sprint berikutnya, bukan hanya Developers yang bergerak langsung menjalani pekerjaan dari product backlog items.
Prinsip empiricism inspection dan adaptation direpresentasikan melalui: “Product Backlog, Sprint Backlog, Sprint Review”
Product Backlog digunakan untuk mengevaluasi dan menyusun rencana untuk sprint berikutnya,
Sprint Backlog digunakan untuk mengeksekusi rencana tersebut, dan
Sprint Review digunakan untuk mengevaluasi hasil Sprint dan mengadaptasi rencana untuk sprint berikutnya sesuai dengan kondisi yang ada.
Sedangkan Sprint Planning, Daily Scrum, Sprint Backlog, Sprint Retrospective, Daily Scrum, Increment merupakan bagian dari proses dari Scrum.
Agile Manifesto adalah sebuah deklarasi yang dikeluarkan oleh sekelompok pengembang software pada tahun 2001. Deklarasi ini menjelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam metodologi Agile software development. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah:
- Individu dan interaksi lebih penting daripada proses dan tools
- Software working lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap
- Kerja sama klien lebih penting daripada kontrak yang ketat
- Siap untuk berubah lebih penting daripada merencanakan secara detail
Agile Manifesto menjadi dasar dari berbagai metodologi Agile seperti Scrum, Kanban, XP (Extreme Programming) dan lainnya. Dapat di akses di website https://agilemanifesto.org/ untuk detail yang lebih lengkap.